Cari Blog Ini

Kamis, 10 Juni 2010

KRITIS

Kritis dapat didefinisikan secara sederhana sebagai menghadirkan suatu benda atau hal yang sebelumnya sama sekali belum ada untuk dipergunakan.

Menjadi kritis di dalamnya terdapat suatu proses berpikir atau disebut sebagai berpikir kritis. Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery & Poter, 2005).

Komponen Berpikir Kritis
1. Dasar pengetahuan khusus. Adalah dasar pengetahuan khusus yang dimiliki sesuai dengan bidang profesi yang dimiliki. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan profesi atau pekerjaan melalui pendidikan tambahan yang harus dicari atau ditempuh.

2. Pengalaman. Pengalaman merupakan sarana untuk menguji kemampuan dan pengetahuan profesional. Seorang profesional harus mengetahui bahwa pendekatan teori menjadi landasan yang penting untuk praktik, namun harus dibuat modifikasi untuk dapat merangkul atau diterima dalam lingkungan pekerjaan.

3. Tanggung gugat. Adalah kesiapan seorang profesional menghadapi tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuatnya atas nama pekerjaan terhadap segala tindakan dan keputusannya.

4. Berpikir mandiri. Adalah berpikir sebagai seorang profesional yang akan menggunakan pikirannya untuk berpikir rasional dan mencari jawaban logis.

5. Mengambil resiko. Seorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru dan maju. Perlu adanya keyakinan dan niat serta kemauan untuk berani mengambil resiko termasuk jika apa yang kita yakini itu salah, untuk kemudian melakukan tindakan yang didasarkan pada keyakian yang didukung oleh fakta-fakta dan bukti yang kuat.

6. Kerendahan hati. Penting mengetahui dan mengakui keterbatasan dari diri sendiri. Seorang pemikir kritis mengetahui resiko yang timbul dari sebuah keputusan atau situasi. Oleh karena itu jika seorang profesional tidak mampu mengenali keterbatasannya untuk mengatasi masalah, maka dipastikan strategi yang dimilikinya akan mengalami kegagalan. Di sini seorang profesional harus memikirkan kembali untuk mencari pengetahuan dan informasi yang baru.

7. Integritas pribadi. Artinya seorang profesional harus membangun rasa percaya diri yang kuat dalam menjalankan profesinya. Selain percaya diri yang kuat, seorang profesional juga harus memiliki keinginan untuk mengakui dan mengevaluasi segala ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya secara cepat.

8. Ketekunan. Seorang profesional harus berpikir kritis dalam menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah dalam profesionalisme. Seorang profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang mungkin timbul dalam pekerjaan atau profesinya.

9. Kreatif. Adalah mencakup berpikir original/ asli yang berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisional.